Selamat Datang dan Tengkyu!

Terima kasih telah mengunjungi blog saya. Senang bisa berinteraksi dengan Anda.

Mungkin dengan media ini lebih mudah bagi saya dan Anda berinteraksi lintas ruang dan waktu.

Siapa pun Anda, mari berbagi gagasan dan inspirasi!


b+
Nurhidayanto

Jumat, 03 April 2009

BMT Artha Sejahtera Rotowijayan Andalan Pelaku Usaha Wisata di Wilayah Kraton Jogja

Jika ada baitul maal wat tamwiil (BMT) yang populer di kalangan pengusaha cinderamata, penjual kaos ”dagadu”, toko batik, toko oleh-oleh bakpia, hingga tukang parkir dan tukang becak di kawasan sekitar alun-alun utara Kraton Jogjakarta, inilah BMT Artha Sejahtera Rotowijayan. Berkantor di jalan Rotowijayan no. 15, Kadipaten, Kecamatan Kraton, BMT ini membidik segmen pelaku usaha di sektor wisata budaya sebagai ujung tombak pelayanan jasa keuangan syariah yang ditekuninya.
”Tidak bisa dipungkiri, wisata kawasan Kraton turut menggerakkan ekonomi masyarakat Jogja. Kehadiran pelayanan kami diharapkan mampu bersinergi dengan pelaku usaha yang menjadi salah satu ikon Kota Budaya ini,” tutur Heru Hastyanto, SE. Manajer Pusat BMT Arta Sejahtera menjelaskan tekad BMT-nya. Sinergi yang dimaksud tentunya adalah penyediaan dana untuk membiayai berbagai usaha yang mendukung wisata di kawasan ini, dengan berpijak pada transaksi yang halal sesuai syariah.
Tekad BMT ternyata mendapat respon yang sangat bagus dari warga sekitar. ”Dulu, bahkan sebelum pembukaan kantor secara resmi, berbagai bentuk kerjasama pembiayaan sudah diajukan,” tambah Manajer BMT. Pengajuan pembiayaan, dalam lembaga keuangan konvensional diistilahkan dengan ’kredit’ meski secara subtansi berbeda, biasanya digunakan untuk keperluan kulakan barang dagangan, kulakan bahan, membayar tagihan yang jatuh tempo, membeli mesin produksi, dan sebagainya. Nilai pembiayaan yang diajukan berkisar antara 500 ribu hingga 15 juta rupiah.
Meski menggarap sektor yang khusus, ialah pelaku usaha pariwisata, BMT Artha Sejahtera Rotowijayan tetap menggunakan akad/perjanjian standar syariah yang sudah populer. Akad yang digunakan adalah akad murabahah (jika transaksi bersifat jual beli), ijarah (sewa menyewa), musyarakah dan mudharabah (kerjasama usaha). ”Penerapan akad standar ini karena kebetulan beragam pembiayaan yang telah disetujui dicairkan masih bisa dalam lingkup keempat jenis akad standar tersebut,” jelas Pandit Fatih Ahmadi, SE. yang ditunjuk sebagai Manajer Harian BMT.
Sehari-harinya BMT Artha Sejahtera dikelola oleh 5 (empat) personel. Kelimanya meliputi manajer, tenaga pembukuan (akunting), dua marketing dan teler merangkap CSO. Keseluruhan tenaga pengelola ini bekerja sepenuh waktu. Prinsip profesionalisme pengelolaan BMT ini selain sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku juga untuk memenuhi tuntutan agar pelayanan berjalan optimal di sebuah kantor lembaga keuangan syariah.

Pentingnya Segmentasi Sasaran Pelayanan BMT

Pemilahan dan pemilihan sasaran utama pelayanan oleh BMT adalah sebuah syarat mutlak kesuksesan usahanya. Hampir bisa dipastikan, BMT yang sukses adalah BMT yang berani memilih segmennya dengan cerdas, berani dan fokus.
Sebagai salah satu BMT yang proses pendirian dan pengelolaannya didampingi oleh PT. ISES Consulting Indonesia, BMT Artha Sejahtera telah berani mengambil langkah focussing layanan dengan jelas. Dalam hal ini BMT memilih segmen dengan fokus komunitas berbasis teritorial, dengan melihat potensi komunitas di sekeliling BMT ini berlokasi.
Pilihan sektor yang akan dibidik harus dikaji dan didefinisikan sejak dalam perancangan bisnis BMT (business plan). Karena lokasinya di kawasan wisata, maka membidik pelaku usaha di sektor wisata adalah sebuah pilihan yang sangat rasional. Apalagi sudah mafhum bersama bahwa sektor pariwisata termasuk usaha yang selalu dinamis, kreatif menghadapi berbagai bentuk krisis ekonomi.
Bagaimana strategi memilih segmen layanan BMT? Bisa dikatakan, pada mulanya BMT dilahirkan oleh segmen komunitas masyarakat tertentu. Kelompok masyarakat yang spesifik kepentingan dan misi ekonominya. Kelompok kecil ini, karena kesamaan kepentingan dan pandangan ekonomi, mengawali terbentuknya BMT. Kelompok kecil inilah, biasanya berjumlah 20-30 orang, yang menjadi anggota pendiri BMT.
Dalam perjalanan pengembangan usahanya, pertama kali BMT perlu melebarkan kemitraan terhadap segmen intinya, ialah anggota-anggota pendirinya. Setelah berhasil melayani anggota-anggota pendiri, BMT merangkul pelaku-pelaku usaha di sekelilingnya.
Segmentasi pelayanan BMT bukan berarti membatasi pelayanan BMT hanya untuk kalangan tertentu saja. Dengan logika bidang usaha BMT di jasa keuangan syariah, maka kegiatan simpanan dan pembiayaan yang diusahakan oleh BMT sudah pasti akan menggabungkan berbagai elemen potensi ekonomi masyarakat. Para pelaku usaha yang butuh modal mendapat pembiayaan. Yang bukan pelaku usaha di kawasan Kraton, namun berminat untuk berinvestasi di sektor pariwisata, dapat memanfaatkan layanan simpanan dan simpanan berjangka.
Maka, segmentasi sasaran usaha BMT adalah awal untuk mensinergikan, memadukan berbagai potensi ekonomi, dari pemodal hingga pelaku usaha. BMT Artha Sejahtera Rotowijayan telah memberikan contoh aplikasinya.

Nurhidayanto
Manajer Program ISES Consulting Indonesia

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Bantul, DI. Yogyakarta, Indonesia
Saya percaya setiap orang hidup untuk sebuah misi, amanat dan titipan Tuhan. Saya memiliki impian terbaik untuk orang-orang yang saya cintai, dan ingin meraih impian saya dengan membantu sesama menggapai impiannya. Mari berbagi.