Selamat Datang dan Tengkyu!

Terima kasih telah mengunjungi blog saya. Senang bisa berinteraksi dengan Anda.

Mungkin dengan media ini lebih mudah bagi saya dan Anda berinteraksi lintas ruang dan waktu.

Siapa pun Anda, mari berbagi gagasan dan inspirasi!


b+
Nurhidayanto

Senin, 30 Maret 2009

Lelaki dan Kesetiaan

Sejujurnya saya tak begitu mengenalnya lebih jauh, hanya sedikit cerita dari adik saya yang merupakan menantu dari lelaki itu, dan dari tante saya yang tinggal bertetangga dengannya. Tetapi dari yang sedikit itu rasanya begitu banyak yang terasa menyentuh di hati saat mendengarnya.
Ia telah menikah selama hampir 30 tahun, telah dikarunia 4 orang anak yang telah berkeluarga, kecuali si bungsu yang sedang menyelesaikan kuliahnya. Selama 30 tahun pernikahannya, tahukah Anda berapa tahun yang sempat dilaluinya utuh sebagai suami istri selayaknya? Mungkin hanya sekitar 11 tahun.
Saat si bungsu baru berusia 1 tahun, sang istri terkena penyakit yang tak tahu apa sebab dan akibatnya. Sering merasa ada bisikan-bisikan aneh di telinganya yang membuatnya kadang tak ingat dan tak sadar dengan sekelilingnya. Tahun-tahun pertama, ia masih dengan sabar membawa sang istri untuk berobat, mulai dari pengobatan medis hingga alternatif. Tahun-tahun tanpa perubahan yang berarti, tetapi lelaki itu tetap sabar, hingga akhirnya ia tiba pada satu keputusan, ia sendiri yang akan menjaga dan merawat sang istri.
Ia sadar akan banyak mengorbankan hal-hal di luar menjaga sang istri. Pekerjaan yang dijalani sebagai pengajar, dilakukan hanya benar-benar pergi untuk mengajar, tak pernah sempat untuk bersosialisasi, meski ditawari jabatan yang cukup bergengsi, ia sadar akan tugas dan kewajibannya menjaga sang istri butuh waktu dan perhatian ekstra. Pun saat silaturahmi dengan keluarga mulai terbatas untuk dilakukannya, bahkan saat adik saya menyelenggarakan aqiqah anaknya, sang kakek tak sempat datang karena tak ada yang menjaga sang istri.
Ia tak pernah keluar rumah sebelum memastikan sang istri ada yang menjaga. Bergantian ia dan anak-anaknya menjaga sang ibu, di sela-sela kesibukan masing-masing. Kesadaran yang turun naik, kondisi fisik yang kadang memburuk, dan itu telah berlangsung selama hampir 20 tahun.
Apa yang ada di benak lelaki itu? Sungguh saya sangat ingin bertanya langsung padanya, tapi rasanya saat ini belum mungkin. Lelaki pendiam dan bersahaja itu, hanya beberapa kali saya bertemu dengannya, itupun tanpa percakapan apa-apa. Tapi dari sorot matanya saya tahu betapa ada bintang-bintang kesetiaan terpancar di matanya.
Lelaki itu pernah berkata pada anaknya, mungkin ini amanah dari Allah untuk menjaga istrinya. Menurutnya ini memang tugas yang telah di berikan Alloh swt. khusus untuk dirinya karena orang lain belum tentu bisa melakukanya.
Berapa banyak lelaki seperti itu di dunia ini? Lelaki yang tetap setia dan sabar menjaga istri yang sakit-sakitan bahkan selama 20 tahun, mungkin tak lagi bisa melayaninya lahir dan batin. Sebuah alasan yang sungguh sangat dibenarkan dalam agama baginya untuk menikah lagi. Tetapi itu tidak dilakukannya.
Berapa banyak lelaki yang justru memiliki istri yang sehat walafiat tanpa kurang suatu apa pun tetapi tak jua mampu mengukuhkan kesetiannya pada sang istri? Dengan berbagai alasan dan pembenaran untuk bisa memalingkan cinta pada yang lain. Tetapi lelaki itu tidak!
Kisah seorang istri yang setia pada suami mungkin masih sering kita dengar, tetapi kisah seorang suami yang seperti ini sungguh bukan hal yang biasa terdengar. Dia rela menghabiskan waktunya di rumah untuk tetap menjaga dan mengurus sang istri memastikan semua baik-baik saja.
Waktu 20 tahun, bukan waktu yang singkat untuk memupuk kesabaran dan kesetiaan, tetapi lelaki itu telah membuktikannya. Atas alasan apa? Entahlah... yang pasti hanya dia dan Alloh Maha Penyayang yang tahu. Semoga ia mendapat balasan yang setimpal dengan kesabarannya. Mungkin hanya bidadari di surga yang layak mendampinginya sebagai balasan atas kesetiaannya.
Ah, cinta... masih adakah cinta yang seperti itu, yang tulus memberi tanpa berharap balasan?

Diolah dari artikel Novriany Amaliyah di eramuslim.com

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Bantul, DI. Yogyakarta, Indonesia
Saya percaya setiap orang hidup untuk sebuah misi, amanat dan titipan Tuhan. Saya memiliki impian terbaik untuk orang-orang yang saya cintai, dan ingin meraih impian saya dengan membantu sesama menggapai impiannya. Mari berbagi.